Banjir Kepung Dua Desa di Tambak Banyumas: Ratusan Rumah Terendam, Jembatan Rusak, Ratusan Jiwa Terdampak


Banjir Kepung Dua Desa di Tambak Banyumas: Ratusan Rumah Terendam, Jembatan Rusak, Ratusan Jiwa Terdampak
Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Kecamatan Tambak, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, sejak Kamis malam (22/5/2025) hingga Jumat dini hari (23/5/2025) telah memicu bencana banjir di dua desa. Akibatnya, ratusan rumah warga terendam, aktivitas masyarakat terganggu, dan sebuah jembatan penghubung antar-dusun mengalami kerusakan, mengisolasi sebagian warga. Pemerintah Kabupaten Banyumas melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bergerak cepat melakukan asesmen dan penanganan darurat.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyumas, Budi Nugroho, dalam keterangannya pada Jumat (23/5/2025) menjelaskan bahwa banjir merendam Desa Prembun dan Desa Pesantren. Luapan dua sungai besar di wilayah tersebut, yakni Sungai Manggis dan Sungai Kecepak, menjadi pemicu utama air bah yang masuk ke permukiman warga.
"Hujan dengan intensitas tinggi yang berlangsung cukup lama mengakibatkan debit air Sungai Manggis dan Sungai Kecepak meningkat signifikan hingga akhirnya meluap dan menggenangi wilayah Desa Pesantren serta Desa Prembun," ungkap Budi Nugroho saat dihubungi via telepon. Ia menambahkan bahwa kondisi diperparah oleh faktor teknis di masing-masing desa.
Penyebab Spesifik dan Dampak Luas di Dua Desa
Menurut Budi Nugroho, penyebab spesifik banjir di kedua desa memiliki perbedaan. Di Desa Pesantren, air dilaporkan masuk ke permukiman warga karena jebolnya tanggul sungai yang hingga kini belum mendapatkan perbaikan permanen. Kondisi tanggul yang rapuh tidak mampu menahan volume air sungai yang meningkat drastis.
Sementara itu, di Desa Prembun, luapan air terjadi akibat adanya pekerjaan pembangunan gorong-gorong saluran air yang belum rampung. Proyek infrastruktur yang belum selesai ini diduga menghambat aliran air sehingga air meluap ke area sekitarnya, termasuk permukiman padat penduduk.
BPBD Banyumas mencatat dampak yang signifikan akibat bencana hidrometeorologi ini. Di Desa Prembun, banjir menggenangi wilayah RT 1 hingga RT 7 di RW 1. Sebanyak 783 jiwa dari ratusan keluarga terdampak langsung oleh genangan air yang masuk ke rumah mereka. "Tiga warga dari Desa Prembun, yang terdiri dari lansia dan anak-anak, terpaksa harus diungsikan sementara waktu ke balai desa untuk mendapatkan tempat yang lebih aman dan layak," jelas Budi.
Kerugian materiil di Desa Prembun tidak hanya menimpa permukiman. Sekitar 100 hektar lahan persawahan yang baru saja ditanami padi oleh para petani juga ikut terendam banjir. Kondisi ini mengancam gagal panen dan kerugian ekonomi yang tidak sedikit bagi para petani setempat yang menggantungkan hidupnya dari hasil sawah.
Sementara itu, di Desa Pesantren, banjir menerjang wilayah RT 3 hingga RT 5 di RW 2. Total ada 481 jiwa yang rumahnya terdampak genangan air. Meskipun tidak ada laporan pengungsian dari desa ini, namun warga tetap harus berjuang membersihkan rumah dari lumpur dan sisa air banjir serta menyelamatkan harta benda mereka.
Jembatan Rusak, Akses Transportasi Terganggu
Selain merendam ratusan rumah dan lahan pertanian, banjir juga menyebabkan kerusakan infrastruktur vital. Camat Tambak, Ika Suprihatin, dalam laporan terpisah menambahkan bahwa sebuah jembatan kayu yang berada di Desa Watuagung, masih dalam wilayah Kecamatan Tambak, mengalami kerusakan akibat terjangan arus banjir.
"Jembatan kayu di Desa Watuagung mengalami kerusakan pada strukturnya karena tergerus derasnya arus air. Akibatnya, jembatan tersebut saat ini tidak bisa dilalui oleh kendaraan bermotor roda empat," kata Ika Suprihatin. "Untuk sementara waktu, kendaraan roda empat yang hendak melintas dialihkan melalui jalur jalan alternatif lain. Jembatan hanya bisa dilalui dengan sangat hati-hati oleh kendaraan roda dua."
Kerusakan jembatan ini tentu berdampak pada mobilitas warga antar-dusun, terutama dalam hal pengangkutan hasil bumi maupun akses ke fasilitas publik lainnya. Perbaikan segera terhadap jembatan ini menjadi salah satu prioritas agar aktivitas ekonomi dan sosial warga dapat kembali normal.
Upaya Penanganan dan Kondisi Terkini
Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Banyumas bersama unsur terkait lainnya seperti TNI, Polri, relawan, dan perangkat desa setempat telah berada di lokasi sejak banjir dilaporkan. Mereka melakukan pendataan, membantu evakuasi warga yang membutuhkan, serta memberikan bantuan logistik awal.
Berdasarkan pantauan BPBD Banyumas hingga Jumat dini hari (23/5/2025), genangan air di sebagian besar titik banjir dilaporkan mulai berangsur surut. Meskipun demikian, beberapa area, khususnya yang berada di cekungan dan dekat dengan aliran sungai, masih tergenang air dengan ketinggian bervariasi. Warga yang rumahnya masih terendam diharapkan tetap waspada terhadap potensi banjir susulan, mengingat cuaca yang belum sepenuhnya stabil.
"Kami terus melakukan pemantauan dan asesmen di lokasi terdampak. Kebutuhan mendesak warga saat ini antara lain adalah makanan siap saji, air bersih, selimut, dan perlengkapan kebersihan. Kami juga berkoordinasi dengan dinas terkait untuk penanganan pasca-bencana, termasuk perbaikan infrastruktur yang rusak dan bantuan bagi petani yang sawahnya terendam," lanjut Budi Nugroho.
Antisipasi Bencana dan Mitigasi Struktural
Kejadian banjir di Kecamatan Tambak ini kembali mengingatkan akan pentingnya upaya mitigasi bencana, baik struktural maupun non-struktural. Perbaikan permanen tanggul sungai yang jebol di Desa Pesantren dan penyelesaian tepat waktu proyek infrastruktur seperti gorong-gorong di Desa Prembun menjadi pekerjaan rumah mendesak bagi pemerintah daerah.
Selain itu, normalisasi sungai, pembersihan saluran drainase secara berkala, serta peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan, seperti tidak membuang sampah ke sungai, juga menjadi faktor krusial dalam mengurangi risiko banjir di masa mendatang. Edukasi dan sosialisasi mengenai kesiapsiagaan menghadapi bencana juga perlu terus digalakkan agar masyarakat lebih tangguh dan responsif ketika bencana terjadi.
Pemerintah Kabupaten Banyumas diharapkan dapat segera mengambil langkah-langkah komprehensif untuk penanganan jangka pendek dan jangka panjang. Bantuan bagi warga terdampak, terutama mereka yang kehilangan tempat tinggal dan mata pencaharian, menjadi prioritas. Di sisi lain, evaluasi terhadap kondisi infrastruktur pengendali banjir di seluruh wilayah rawan bencana di Banyumas perlu dilakukan secara menyeluruh untuk mencegah terulangnya kejadian serupa. Warga berharap ada solusi permanen agar mereka tidak lagi dihantui ancaman banjir setiap kali musim penghujan tiba.